Eposdigi.com – Jiwa kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam setiap pribadi baik ada kaitannya dengan posisi pimpinan dalam organisasi maupun tidak. Ini tentunya dikaitkan dengan tanggung jawab demi terciptanya kebaikan bersama.
Setiap orang mempunyai kesempatan untuk mempengaruhi lingkungannya baik sebagai pemimpin di sebuah lembaga maupun organisasi. Kepemimpinan juga terkait dengan pelayanan.
Tidak hanya bertugas memerintah orang lain, namun juga harus memiliki semangat pelayanan sehingga mampu menciptakan kebaikan bersama atau bonum commune sebagai tujuan umum dari suatu organisasi.
Tulisan ini, ada beberapa tujuan yang akan ditempuh mahasiswa seperti mahasiswa dapat menyadari bahwa sikap kepemimpinan perlu diungkapkan, dapat memahami empat pilar kepemimpinan yaitu kesadaran diri, ingenuitas, cinta kasih dan heroism.
Baca Juga:
Dengan demikian mahasiswa dapat menginventarisasi pengalaman yang dapat meneguhkan sifat-sifat kepemimpinan dalam diri, dapat mengidentifikasi tindakan yang sesuai dengan 4 pilar kepemimpinan dan juga dapat membuat aksi2 nyata dalam mempraktikan 4 pilar kepemimpinan tersebut.
Pada tahun 2005, Chris Lowney mengungkapkan cara pandangan yang berbeda tentang kepemimpinan seperti semua orang adalah pemimpin dan memimpin seumur hidup entah itu baik atau buruk.
Dia juga mengungkapkan bahwa kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam, bukan tentang keputusan di dalam sebuah organisasi tetapi lebih ke pribadi seseorang secara utuh. Kepemimpinan juga bukan suatu tindakan melainkan tentang cara hidup yang mampu diampu oleh setiap individu.
Empat 4 pilar kepemimpinan juga merupakan tegasan dari Lowney seperti kesadaran diri, ingenuitas, cinta kasih dan heroisme merupakan prinsip untuk membangun sebuah cara hidup setiap pribadi dan bukan teknik memimpin.
Baca Juga:
VUCA, Disruption, Leadership, And 21’st Century Learning Skills
Nah, apa saja nilai yang bisa kita ambil dari keempat pilar kepemimpinan itu?
Pertama: Kesadaran diri: kepemimpinan berawal dari diri sendiri dengan menyadari kekuatan, kelemahan pandangan hidup, dan juga nilai2 yang diyakini. Ini bukan merupakan sesuatu yang baru.
Ada berbagai pemikiran yang juga berkaitan dengan hal ini misalnya kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang mampu mempengaruhi keberhasilan orang dalam berkarya.
Kedua: Ingenuitas atau kecerdikan: Menghadapi perubahan yang pesat menuntut seorang pemimpin melakukan inovasi-inovasi agar dapat merengkuh dunia yang dinamis.
Diperlukan adanya sikap lepas bebas yang mampu memungkinkan kita beradaptasi dengan keyakinan diri kita dan mampu melepaskan diri dari kebiasaan2, prasangka-prasangka, dan kepemilikan-kepemilikan yang menghambat orang atau lembaga untuk berubah.
Ketiga: Cinta kasih: Rasa takut sering dikaitkan dengan relasi antara pipinan dan bawahan. Rasa takut juga menciptakan kepatuhan, namun kurang menumbuhkan kesadaran, tanggungjawab, dan inisiatif yang berdampak pada pengembangan pribadi mereka.
Baca Juga:
Butuh suasana yang kondusif atau rasa cinta antara pimpinan dan bawahan agar setiap individu dapat berkembang, berinisiatif dan mampu bekerja sama dengan baik ketika terjalinnya cinta kasih antara setiap individu.
Keempat: Heriosme: Tugas pemimpin salah satunya adalah memotivasi setiap pribadi yang ada dalam lembaga atau sekolah untuk mencapai tujuan bersama. Heroisme berkaitan dengan semangat dan motivasi diri dengan ambisi yang heroik.
Namun ambisi ini bukanlah untuk berkuasa, namun untuk mengembangkan sebuah kembaga atau sekolah agar pelayanan kepada masyarakat meningkat. Faktor motivasi menjadi tolak ukur seseorang dalam membangun harapan dan motivasi kerja yang tinggi.
Itulah beberapa nilai yang bisa kita ambil sebagai motovasi kita dalam berubah dan mengubah dengan didasarkan pada 4 pilar kepemimpinan.
Mari masing-masing dari kita merefleksikan apakah masing-masing dari kita sudah memiliki kepemimpinan sebagai cara hidup kita?
Inspirasi utama dari tulisan ini adalah Buku Heroic Leadership karya Chris Lowney / Foto : PepNews.com
Leave a Reply