Yang Suka Nyinyir; Tanda Gangguan Jiwa?

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Peristiwa penusukan yang dialami Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang – Banten , Kamis (10.10.2019) kemarin ternyata berbuntut panjang. Berbagai tanggapan dan komentar oleh netizen terkait peristiwa yang menimpa mantan Menpangab ABRI itu. Beberapa diantaranya berupa nyinyiran.

Akibat dari nyinyiran ini pun tak main-main. Hingga saat ini, setidaknya sudah ada tiga orang anggota TNI yang kehilangan jabatannya akibat nyinyiran terkait peristiwa yang dialami Wiranto. Sungguh disayangkan. Ketiga anggota TNI ini rela lepas jabatan akibat ulah istri masing-masing.

Detik.com hari ini (12.10.2019) menulis bahwa hukuman yang diberikan kepada tiga orang anggota TNI ini akibat  istri mereka yang  diduga membuat postingan nyinyir terkait peristiwa yang dialami Wiranto.

Awalnya ada dua anggota TNI AD yang dijatuhi hukuman. Kasad Jendral Andika Perkasa mengumumkan sangsi itu di RSPAD Gatot Soebroto usai menjenguk Wiranto pada Jumat (11.10.2019) kemarin.

“Sehubungan dengan beredarnya posting-an di sosial media menyangkut insiden yang dialami oleh Menko Polhukam, maka Angkatan Darat telah mengambil keputusan. Pertama, kepada individu yang juga merupakan istri dari anggota TNI AD, yang pertama berinisial IPDN, dan yang kedua adalah LZ,” kata Mantan

IPDN adalah istri dari Dandim Kendari, Kolonel HS. Sementara LZ adalah istri dari Serda Z. IPDN dan LZ. Serda Z dan Kolonel HS disebut telah memenuhi pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 yaitu hukum disiplin militer. Sementara IPDN dan LZ diduga melanggar UU ITE nomor 19 Tahun 2016.

Anggota TNI ketiga yang juga kena hukuman adalah anggota Satpomau Lanud Muljono Surabaya, Peltu YNS. Ia dicopot lantaran komentar istrinya FS di media sosial bernuansa fitnah terkait penusukan Wiranto.

KBBI mendefinisikan nyinyir sebagai: mengulang-ulang perintah atau permintaan; cerewet. Belakangan ini nyinyir lebih dikenal sebagai komentar atau tanggapan negatif terhadap seseorang atau sebuah peristiwa.  Komentar atau tanggapan negatif ini biasanya berupa gosip, ejekan, kritik, dan atau sindiran.

Psikolog klinis Dr.M.M Nilam Widiyarini, M.Si seperti yang dilansir liputan6.com (24.01.2018) mengatakan bahwa komentar nyinyir seseorang di media sosial adalah bagian dari perilaku agresif pelaku. Ada yang melakukannya karena alasan spesifik tertentu misalnya karena dukungan politik, agama atau sentimen primordial lainnya. Ada juga yang melakukannya karena emosi marah terhadap orang atau situasi tertentu yang kemudian dilampiaskan di dunia maya. dr. Karin Wiradarma di liputan6.com (13.12.2018) menulis bahwa nyinyir bukanlah bentuk dari gangguan kejiwaan meskipun para pengidap personality disorder atau bipolar sering melakukannya.

Darimana kata-kata negatif dalam nyinyiran berasal?

Dalam buku Words Can Change Your Brain, Andre Newberg dan Mark Robert Waldan mengatakan bahwa stimulasi dari pikiran positif (dan juga negatif) mempunyai kekuatan mempengaruhi ekspresi gen yang mengatur stres fisik dan emosi. Pandangan positif terhadap diri sendiri akan membuat seseorang cenderung juga berpikir positif terhadap orang lain.

Pun sebaliknya. Presepsi negatif terhadap diri sendiri dan orang lain juga meningkatkan aktifitas di amigdale. Hal ini memicu pusat emosi pada otak ini mengirim pesan pada kelenjar endokrin melepaskan hormon stres kortisol. Semakin seseorang berpikir negatif membuat amigdale semakin peka dan siap membajak akal sehat.

Semakin seorang berpikir negatif, semakin banyak ia memproduksi kata-kata berkonotasi negatif pula. Kata-kata negatif mengirim sinyal ke otak yang secara bertahap menghentikan pusat logika di lobus frontal. Inilah yang menyebabkan mereka yang suka nyinyir cendrung meninggalkan akal sehatnya.

Bagaimana menyikapi nyinyiran?

Banyak orang tidak suka nyinyiran. Bahkan jika nyinyiran itu ditujukan buat orang lain yang tidak dikenal. Sikap-sikap berikut ini bisa memutus “lingkaran setan” kata-kata negatif dalam nyinyiran.

Pertama: abaikan. Jangan dikomentari. Terpancing untuk mengomentari nyinyiran membuat pelaku yang sudah kehilangan akal sehatnya lebih banyak memproduksi kata-kata negatif. Dengan mengabaikan, maka kata-kata nyinyiran tidak menjadi viral dan dibaca banyak orang lain.

Kedua: sabar dan kendalikan diri. Jika tidak bisa diabaikan, kendalikan diri untuk tidak membalas dengan kata-kata berkonotasi negatif. Gunakan kata-kata positif yang membesarkan hati. Yang  mendamaikan. Setidaknya pembaca yang lain akan membaca komen-komen positif Anda.

Ketiga; ambil bagian dalam mempromosikan sehat bermedsos. Ada banyak cara. Misalnya salah satu fitur di Facebook adalah menonaktifkan notifikasi postingan yang berkonotasi negatif. Agar tidak diterima dan dibaca khalayak. Atau unfollow, blokir dan laporkan akun penyebar konten negatif.

Kami percaya bahwa pembaca eposdigi bukan salah satu dari mereka yang suka nyinyir di medsos. Sebab kami yakin bahwa eposdigi tetap menjumpai pembaca setianya dengan kabar yang membesarkan hati, menyemangati dan menginspirasi untuk menjadi lebih baik. (Foto : IPDN dan Kolonel Kav HS saat sertijab – detik.com)

Sebarkan Artikel Ini:

4
Leave a Reply

avatar
3 Discussion threads
1 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
3 Comment authors
Frans Berekdepo- ersSipri Peren Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
Sipri Peren
Guest

Tulisan ini sekali lagi membuat Sebagai media, Eposdigi.com berbeda, karena mengambil sudut pandang yg berbeda dari media yg lainnya. Dan ini mencerdaskan. Penulisnya hebat👍👍👍

Frans Berek
Guest
Frans Berek

Tulisan ini mengingatkan orang agar jangan suka nyinyir. Mantap!

trackback

[…] Baca Juga: Yang Suka Nyinyir; Tanda Gangguan Jiwa? […]