Eposdigi.com – –Saat mengisi pelatihan atau workshop di manapun, saya akan juga akan mencari kesempatan untuk belajar dari teman-teman guru yang ada. Banyak sekali pengetahuan yang saya dapatkan. Di bawah ini adalah pengetahuan luar biasa yang saya pelajari.
Semua orang pasti sepakat bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun anak untuk mencapai kesuksesan sesuai dengan fitrahnya. Tapi untuk hal itu kebanyakan orang tua juga sekolah hanya berfokus pada mengajarkan caranya, tapi lupa menunjukkan jalannya. Loh apa bedanya?
Saya akan gunakan analogi yang sederhana tentang pentingnya dua hal itu. Ini saya pelajari dari seorang ahli pengembangan bakat yang luar biasa. Beliau adalah bu Diena Syarifa founder ABhome Education.
Anggap saja anda mau bepergian dari Surabaya ke Jakarta. Ada dua hal utama yang anda butuhkan. Jelas anda butuh memikirkan cara bagaimana anda akan melakukan perjalanan. Selain itu anda harus tahu mana jalan yang paling tepat untuk anda lalui.
Baca Juga :
Kalau anda tahu jalan yang harus dilalui tapi anda salah memakai caranya, misal dengan jalan kaki, maka anda akan sangat terlambat sampai di tujuan. Begitu pula jika anda tahu caranya tapi tidak tahu jalan mana yang harus dilalui, anda mungkin akan tersesat berkali-kali sebelum sampai.
12 tahun yang dilalui anak-anak kita itu nyaris hanya menyoal bagaimana cara mereka meraih kesuksesan. Kita membekali dengan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan sejak mereka belia sampai remaja.
Semua elemen akademik yang mereka lalui itu hanya berkutat pada “cara” untuk meraih sukses. Tapi, kita hampir tidak pernah menuntun mereka ke jalan mana yang harus mereka lalui.
Kita sibuk membekali mereka, bahkan dengan sering menggunakan paksaan, tapi lupa menunjukkan ke mana mereka akan menggunakan cara yang sudah kita bekali itu.
Baca Juga :
Ada Dua Soft Skill Penting Yang Menjadi Rahasia Sukses Anak. Bagaimana Mengajarkan Pada Anak?
Berkaitan dengan “jalan” itu sebenarnya seperti mengarahkan anak sesuai dengan fitrahnya, yakni bakat mereka. Bahkan setelah sekolah 12 tahun, sedikit sekali anak-anak kita yang tahu apa yang mereka ingin lakukan dalam hidup.
Jarang sekali kita jumpai anak-anak lulus SMA matang dengan pilihan hidup yang akan mereka pilih. Salah satu akibatnya adalah semakin banyaknya fenomena “salah jurusan” saat mereka menapaki pendidikan tinggi.
Banyak anak-anak kita yang terpaksa memilih jurusan bukan sesuai bakat mereka tapi karena gengsi atau peluang masuknya. Akhirnya perguruan tinggi banyak yang mencetak lulusan tanggung.
Mahasiswa keguruan yang enggan mengajar, mahasiswa teknik yang akhirnya jadi bankir, mahasiswa perbankan yang berakhir jadi guru.
Baca Juga :
Cara Untuk Meramalkan Masa Depan Adalah Dengan Menciptakannya
Dengan semua fenomena itu, sampai kapan kita tetap mempertahankan arah kapal pendidikan kita? Sampai kapan kita hanya menghabiskan banyak bahan bakar hanya untuk mengurusi nilai-nilai akademik yang tak lebih dari sekedar goresan tinta belaka.
Apa tidak sebaiknya kita mulai membelok kapal kita. Tentu akan banyak guncangan. Tentu akan banyak benturan. Tapi setidaknya kita mengarahkan kapal kita ke arah yang benar sebelum kapan itu benar-benar karam.
Bagaimana?
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari redaksi depoedu / Foto: transformia.co.id
Leave a Reply