Menyambut Kehadiran SMA Unggulan Garuda dengan Beberapa Catatan

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Pemerintah baru pimpinan Presiden Prabowo Subianto melalui salah satu programnya akan mendirikan sejumlah SMA Unggulan Garuda di berbagai wilayah Indonesia. Pada tahap pertama akan mendirikan empat SMA Unggulan di empat provinsi Indonesia dan akan meng-upgrade empat SMA/MA yang sudah ada, menjadi SMA Unggulan baru. 

Untuk tahap pertama, SMA Unggulan Garuda akan dibangun di empat provinsi yakni, di Ibukota Nusantara (IKN), Nusa Tenggara Timur (NTT), Bangka Belitung dan Provinsi Sulawesi Utara. SMA Unggul Garuda akan berada di bawah Direktorat Jenderal (Ditjen) Sains dan Teknologi.  

Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendikristek) menargetkan akan mendirikan 40 SMA Unggulan Garuda hingga tahun 2029, yang akan terdiri dari 20 SMA unggulan Garuda Baru dan 20 SMA/MA yang sudah ada akan di-upgrade menjadi SMA Unggulan Garuda.

Baca juga : 

Daftar Sekolah Kedinasan; Sekolah Gratis, Lulusannya Siap Menjadi Calon PNS

Sekolah ini akan didesain untuk menjadi tempat belajar bagi satu persen anak jenius Indonesia, yang selama ini pendidikannya belum ditangani dengan baik. Kata Mendiktisaintek Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro, “Satu persen itu artinya 40 ribu siswa di seluruh Indonesia, bibit-bibit unggul ini perlu dikembangkan agar menjadi talenta kelas dunia.” 

Sekolah unggul ini pada saat ini, hanya akan mengajarkan materi Science, Teknologi, Engineering dan Matematika (STEM). Hal ini sangat diperlukan untuk mengembangkan industri STEM di Indonesia. Kata Prof Satryo,  saat ini Indonesia tidak punya industri karena pengusaan STEM kita sangat lemah. 

Selain itu, para siswa di sekolah ini akan dipersiapkan untuk fokus menyiapkan diri masuk ke perguruan tinggi kelas dunia. Setelah lulus mereka akan mendapat beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk melanjutkan kuliah, baik di kampus luar negeri, maupun kampus dalam negeri.  

Baca juga : 

Universitas Muhammadiyah Jakarta, Menyusul Menjadi Universitas ke-10 di Lingkungan Muhammadiyah, dengan Akreditasi Unggul

Kurikulumnya adalah gabungan kurikulum Nasional dan International Baccalaureate (IB). Untuk mendukung pengembangan kompetensi siswa, Kemendiktisaintek akan menyediakan guru yang berkualitas yang memiliki reputasi internasional. Gurunya akan diseleksi secara ketat. 

Untuk siswa yang direkrut menjadi siswa di sekolah ini, pemerintah akan menyediakan pendidikan gratis, bagi seluruh siswa. Bagi para siswa juga tidak perlu pusing memikirkan akomodasi selama belajar karena disediakan fasilitas asrama. 

Beberapa Catatan untuk Pemerintah

Kehadiran SMA Unggulan Garuda oleh beberapa pihak dianggap memunculkan lagi dikotomi sekolah favorit dan sekolah non-favorit yang oleh pemerintah sebelumnya hendak diatasi dengan kebijakan zonasi dalam PPDB, yang implementasinya belum efektif hingga sekarang. 

Baca juga : 

Penghapusan Jurusan di SMA Perlu diIkuti dengan Kebijakan Ini di SMP dan SMA

Menanggapi kritik ini,  wakil Mendiktisaintek Stella Christie mengatakan, tidak ada dikotomi sekolah  favorit dan non-favorit. Pemerintah mau mengembangkan sains dan teknologi untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, dan ini hanya bisa dilakukan jika semua talenta dari setiap lapisan dikembangkan. 

“Untuk pembangunan ekonomi, kita tentu harus mengembangkan setiap talenta dari setiap lapisan. Talenta pada lapisan menengah maupun talenta pada lapisan unggul harus dikembangkan. Jadi bukan dikotomi, tetapi bagaimana secara keseluruhan talenta-talenta itu harus dikembangkan seluruhnya,” jelas Stella Chritie, seperti dikutip detik.com. 

Saya setuju dengan pemerintah dalam kebijakan ini, dan menurut saya tidak usah dilihat secara dikotomis, terutama dikaitkan dengan kebijakan-kebijakan seperti zonasi. Terutama karena kebijakan zonasi itu kebijakan yang salah sasaran.  Karena zonasi hanya akan efektif ketika mutu sekolah negeri telah merata. 

Baca juga : 

Pendidikan di SMA di Adonara Timur, Tanggung Jawab Siapa?

Jadi yang dibutuhkan adalah kebijakan pemerataan mutu, bukan kebijakan zonasi. Oleh karena itu tidak pada tempatnya kehadiran SMA Unggulan Garuda ini dilihat sebagai kebijakan yang dikotomis favorit dan non-favorit. 

Bukan hanya itu, kebijakan ini juga sekaligus menabrak kebijakan pemerintah sebelumnya terkait kebijakan sekolah inklusif yang sampai sekarang juga tidak pernah efektif dalam implementasinya. Tapi saya setuju pada kebijakan pemerintah yang ini. Anak berbakat dengan talenta istimewa memang perlu disediakan sekolah seperti SMA Unggul Garuda ini. 

Namun ada hal yang perlu dicermati dari segi kelembagaan, dilihat dari muatan kurikulumnya. Secara kelembagaan sekolah Unggul Garuda ini adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) padahal rencananya muatan kurikulumnya hanya STEM. Menurut saya secara kelembagaan sekolah Unggul Garuda tidak tepat menjadi SMA. 

Baca juga : 

Dibuka Pendaftaran Beasiswa Institut Teknologi PLN untuk Lulusan SMA/SMK

Oleh karena itu, perlu dicari terobosan kelembagaannya. Pertanyaannya, apakah anak dengan bakat istimewa, untuk pertumbuhannya sebagai pribadi yang utuh, hanya butuh belajar tentang STEM? Atau untuk pertumbuhan industri dan proses industrialisasi hanya dibutuhkan orang-orang yang belajar STEM? 

Selain itu kita juga berharap, kebijakan ini tidak hanya bertahan selama pemerintahan ini. Nanti ketika pemerintahan ini diganti, oleh pemerintahan berikutnya, kebijakan ini diganti dengan kebijakan lain. Pemerintah sekarang perlu memberikan jaminan kesinambungannya, apalagi bila kebijakan ini terbukti menjadi solusi bagi masalah bangsa Indonesia.

Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto ilustrasi dari kalderanews.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of