Eposdigi.com – Tidak dapat dipungkiri bahwa UMKM merupakan mesin penggerak ekonomi di Indonesia. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 UMKM memberi kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61.97 %. Angka ini setara dengan Rp8.500 triliun. UMKM di tahun tersebut dapat menyerap 97% dari total pekerja di Indonesia.
Pun demikian di Flores Timur. Perekonomian digerakan oleh UMKM. Walaupun saya tidak menemukan data pasti namun ini dapat kita lihat dalam keseharian. Ekonomi kita digerakan oleh usaha-usaha kecil yang ada di sekeliling kita.
Dalam tulisan kemarin, kita seharusnya mensyukuri bahwa banyak inisiatif dari anak-anak muda untuk berani membuka peluang usaha produktif, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya lokal yang ada di Flores Timur.
Baca juga:
Melihat Seberapa Dalam UMKM Flores Timur Masuk Era Industri 4.0
Misalnya Kopi Kemasan oleh Masyarakat Desa Watololong (MasDewa), Kopi Leworook, dan Putri Pak Tani. Olahan Kelapa oleh Fonara Brand. Dan Dapur Elma25 dengan produk abon dan jahe instan miliknya. Kemudian ada Keripik Singkong KISING.
Tidak hanya itu, kita pun harus menyebutkan banyak usaha penjualan online, bahkan sekarang bermunculan para konten creator yang menggunakan platform media social mungkin demi eksistensi diri atau berharap mendapatkan penghasilan dari sana.
Ditengah begitu pesatnya perkembangan teknologi informasi, berbagai kemudahan juga ditawarkan olehnya. Mungkin dalam proses jual beli belum sepenuhnya daring. Namun bantuan internet telah meletakkan UMKM-UMKM di Flores Timur dalam tingkatan yang berbeda.
Berbagai kemudahan promosi disediakan oleh berbagai platform media social. Ini memungkinkan produk-produk UMKM lebih gampang dipromosikan ke lebih banyak orang sekaligus. Tentu dengan hanya bermodalkan paket data.
Baca juga:
Lompatan Jauh Flores Timur di Era Industri 4.0 dan Kesiapan Memasuki Gig Economy
Namun berbagai perkembangan teknologi informasi ini juga memiliki konsekuensi lai yang tidak sederhana. Dunia yang sedemikian digital saat ini juga menyimpan begitu banyak potensi yang bisa saja sangat merugikan jika tidak disikapi secara hati-hati.
Pertama : Para pelaku UMKM yang benar-benar akan go digital tentu harus terus mengupgrade dirinya sedemikian rupa untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan teknologi yang begitu pesat.
Aplikasi-aplikasi yang digunakan dalam ekosistem bisnis digital itu harus dikuasai dengan baik dan benar sesuai dengan keperluan masing-masing.
Itu kalau usaha produktif ini dijalankan sendiri. Jika memanfaatkan bantuan tenaga orang lain maka tentu tenaga kerja ini harus terus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan baru seiring berkembangnya berbagai teknologi yang dibutuhkan.
Kedua : Penetrasi pasar digital tentu saja membutuhkan kemampuan digital marketing dan e-commerce. Sebenarnya dalam skala yang sesungguhnya. Banyak dari para pelaku UMKM telah menggunakan pemasaran digital.
Baca juga:
Memposting foto produk dengan informasi yang memudahkan pelanggan mengenali produk adalah esensi dari pemasaran digital tentu dengan berbagai macam metode dan bentuk. Tetap saja esensinya adalah agar konsumen memutuskan untuk menggunakan produk UMKM ini.
Namun kemasan promosinya mesti mendapat sentuhan-sentuhan estetik. Semata-mata agar konsumen lebih tertarik. Dan presentasi produk dalam ekosistem pemasaran digital ini, harus dikuasai secara baik dan benar.
Pemasaran digital tentu juga berarti membangu kolaborasi dan kerjasama sinergis dengan berbagai pihak bahkan jika itu pesaing sekalipun. Dalam dunia yang serba terbuka dan tanpa sekat ini, monopoli adalah salah satu cara bisnis yang paling pertama punah. Karena itu bersinergi dengan banyak pihak lain adalah keharusan.
Ketiga: yang lebih krusial adalah keamanan data, keamanan transaksi dan privasi. Ekosistem digital adalah ekosistem yang terbuka. Sekat-sekat ruang dan waktu begitu terbuka. Dan karena keterbukaan ini maka siapapun bisa berkesempatan mengakses apapun dalam ekosistem ini.
Baca juga:
Dari Enam hal ini, yang manakah Musuh Petani di Flores Timur?
Dan sayangnya, dalam ekosistem yang terbuka ini pun ada begitu banyak mereka yang berniat jahat, mencoba mendapatkan berbagai keuntungan melalui cara-cara yang jahat.
Karena itu mengamankan data, mengamankan transaksi dan menjaga privasi adalah sebuah keharusan oleh siapa saja yang terlibat dalam ekosistem digital. Terutama jika itu ekosistem bisnis digital.
Dan tentu saja, persoalan keamanan digital atau cyber security ini bukan persoalan yang sederhana. Butuh usaha dan kepedulian untuk melakukan langkah-langkah sederhana namun konsisten untuk mencegah siapa saja yang memiliki niat jahat untuk dapat mencuri apapun yang seharusnya bisa dijaga.
Foto ilustrasi dari telkomuniversity.ac.id
Leave a Reply