Eposdigi.com –
Saat ini semua orang yang memiliki HP sepertinya juga memiliki aplikasi perpesanan WhatsApp. Pernyataan ini tentu bisa dibuktikan kesahihannya. WhatsApp menjadi aplikasi perpesanan dengan pengguna terbanyak di dunia.
Di seluruh dunia, tepatnya ada sekitar 180 negara dengan jumlah pengguna sebesar 2,78 miliar pengguna, menempatkan WhatsApp pada puncak penggunaan. Saingan terdekat WA adalah WeChat dengan jumlah pengguna 1,26 miliar pengguna (katadata.co.id, 18/4/2022).
Indonesia menjadi negara nomor urut 3 di dunia sebagai pengguna WA terbanyak. Posisi pertama adalah India. Pengguna WA di India sebanyak 535.8 juta pengguna. Setelah itu Brasil menjadi negara kedua pengguna WA terbanyak berikutnya. Pengguna WA di Brasil tercatat sebanyak 148 juta.
WA menjadi aplikasi perpesanan yang paling banyak digunakan di Indonesia. Ada lebih dari 112 juta pengguna WA di tanah air (validnews.id.06/09/2023). Jumlah pengguna sebanyak ini tentunya membuat para penjahat dunia maya, sering mentarget pengguna aplikasi perpesanan WA sebagai sasaran tindak kejahatan mereka.
Baca Juga:
Mengenali Janji Palsu Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang
Yang diincar pelaku tentu saja berbagai dompet virtual dan tentu saja rekening bank korban. Dalam aksinya, pelaku menggunakan berbagai ragam tipu daya agar korban tanpa sengaja memberikan informasi-informasi vital. Informasi inilah yang dikumpulkan para penjahat dunia maya ini.
Data yang terkumpul akan diolah kemudian digunakan untuk membuka dan membobol berbagai macam tabungan korban.
Ada banyak ragam tindak kejahatan yang terjadi melalui aplikasi perpesanan WA. Antara lain.
Pertama: Tawaran Barang dengan yang luar biasa murah. Yang sering ditawarkan adalah HP. Banting harganya tidak main-main. HP belasan juta ditawarkan pada harga hanya dua atau tiga juta saja.
Agar mendapatkan barang dengan harga murah ini, para penjahat biasanya meminta data atau informasi pribadi korban. Informasi pribadi inilah yang kemudian dipakai penjahat untuk mencuri uang korban.
Kedua: Melalui Pesan yang Tidak Jelas. WA masuk biasanya diikuti oleh file dengan format apk. Modus pencurian data ini sempat viral beberapa hari lalu. Misalnya lewat undangan pernikahan, kurir pengiriman paket dengan modus ‘lihat foto paket’.
Baca Juga:
Lainnya berupa surat bukti tilang dan yang terbaru saat ini misalnya pemberitahuan tempat pemungutan suara untuk pemilu mendatang, seolah-olah pemberitahuan itu datang dari petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS)
Ketiga : Mencatut nama bank atau provider penyedia layanan telekomunikasi. Biasanya para penjahat mengirim file berupa perubahan tarif transfer atau pengumuman lain dari bank. Telkomsel menjadi provider yang sering dicatut namanya oleh para penipu.
Para pelaku mengirim file apk, dan meminta korban menginstal aplikasi tersebut. Setelah install, pelaku menggunakan aplikasi untuk menguasai ‘isi dalam’ HP korban. Info kontak , akses atas pesan dan lain-lain. Akses tak terbatas pada HP korban tentu saja memudahkan para pelaku mencuri uang korban.
Tidak hanya itu, para penjahat menggunakan modus lain untuk mengincar para nasabah. Misalnya mengirimi apk penawaran status nasabah sebagai nasabah prioritas. Atau modus lain misalnya layanan konsumen palsu.
Baca Juga:
Mereka membuat akun layanan nasabah palsu, menjaring keluhan, menawarkan solusi sambil meminta data-data pribadi nasabah. Tentu saja solusi yang ditawarkan hanyalah umpan. Data nasabah yang terlanjur diberikan akan mereka gunakan untuk tindak kejahatan.
Keempat : Pemerasan melalui Video Call Sex. Para pelaku kejahatan meneror korban dengan berbagai video call. Ketika diangkat penelepon dalam keadaan tanpa pakaian yang layak. Mereka merekam aktivitas video call tersebut. Kemudian hasil rekaman ini digunakan untuk memeras korban.
Berbagai jenis tindak kejahatan melalui aplikasi perpesanan WA ini, membuat kita yang menggunakan aplikasi ini untuk lebih hati-hati. Pertama, jika mendapat telepon dari nomor tidak dikenal, jangan angkat. Kirimkan pesan untuk memastikan siapa dan apa keperluan penelepon.
Kedua; pastikan untuk tidak membuka pesan yang disertai dengan file berformat apk. Ketiga: periksa kembali tawaran atas barang-barang mahal yang ditawarkan pada harga yang tidak masuk akal. Kroscek nama took, kontak dan identitas lain dari berbagai sumber untuk memastikan validitas identitas penjual.
Keempat: jika mendapatkan penawaran tertentu dari bank, pastikan untuk datang ke bank secara langsung untuk memastikan tawaran tersebut sebagai produk bank. Hati-hati selalu atas tawaran dari pihak ketiga melalui oknum-oknum petugas bank, seolah itu merupakan produk sah milik bank bersangkutan.
Baca Juga:
Berharap bahwa dengan segala kehati-hatian dan kewaspadaan yang tinggi, kita terus merasa nyaman menggunakan aplikasi perpesanan WhatsApp untuk berbagai keperluan.
Terutama, Digiers, pastikan diri Anda menggunakan berbagai kemajuan teknologi untuk semakin memanusiakan diri sendiri dan orang lain, semakin peduli terhadap kelestarian lingkungan sekitar.
Pastikan bahwa Anda tidak menjadi salah satu orang yang tidak menggunakan berbagai perangkat teknologi, baik software maupun maupun hardware, untuk melakukan tindakan kejahatan.
Foto dari cnbcindonesia.com
Leave a Reply