Eposdigi.com – Bulan lalu, Institut for Monitoring Peace and Cultural Tolerance in School Education (IMPACT-SE), merilis sebuah laporan yang berisi temuan bahwa telah terjadi perubahan isi buku pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah di Arab Saudi, terkait peran gender, promosi perdamaian, dan toleransi.
Laporan IMPACT-SE tersebut menggambarkan bahwa semua bagian dalam buku pelajaran yang menggambarkan orang Kristen dan Yahudi secara negatif telah dihapus. Misalnya, bagian buku teks yang menggambarkan bahwa Yahudi dan Kristen adalah musuh Islam juga telah dihapus.
Bagian buku teks lain yang juga telah dihapus adalah kesimpulan bahwa Yahudi dan Kristen telah menghancurkan dan mendistorsi Taurat dan Injil. Selain itu, IMPACT-SE juga menyimpulkan bahwa dalam buku teks yang baru, Israel tidak lagi disebut sebagai musuh.
Sebutan “Musuh Israel” atau “Zionis Israel” telah diganti dengan istilah yang lebih moderat yakni “pendudukan Israel.” Selain itu, yang telah hilang pula dari buku teks adalah puisi-puisi patriotik yang menentang pemukiman Yahudi di Palestina.
Baca juga :
Arab Saudi Mengembangkan Kurikulum Baru untuk Menumbuhkan Toleransi
IMPACT-SE juga melaporkan perubahan besar dalam buku-buku teks mata pelajaran Ilmu Sosial. Misalnya pada buku teks mata pelajaran Ilmu Sosial yang digunakan di sekolah menengah, dihilangkan teks yang menggambarkan hasil positif dari intifada pertama tahun 1980-an.
Intifada adalah pemberontakan warga Palestina melawan Israel yang pada buku teks sebelumnya dilukiskan sebagai tindakan patriotik. Keberadaan teks tersebut pada buku teks sebelumnya untuk menginspirasi timbulnya gerakan perlawanan.
IMPACT-SE juga melaporkan, selain perubahan-perubahan tersebut, pada buku teks mata pelajaran untuk sekolah menengah tersebut juga dihilangkan seluruh bab yang membahas tentang masalah Palestina.
Laporan tersebut dibuat setelah IMPACT-SE memantau buku teks yang digunakan di sekolah-sekolah Arab Saudi sejak tahun 2000. Mereka mencatat perubahan pada 80 judul buku teks pada kurikulum 2022/2023 setelah membandingkan dengan 180 judul buku yang digunakan pada kurikulum sebelumnya.
Selain meneliti perubahan pada buku-buku teks dalam kurikulum 2022/2023, IMPACT-SE telah menjadi penasehat bagi Kementrian Pendidikan Uni Emirat Arab saat melakukan pembaharuan kurikulumnya. IMPACT-SE adalah lembaga yang berbasis di Israel dan London.
Baca juga :
Arab Saudi Bersihkan Pengaruh Ikhwanul Muslimin di Dunia Pendidikan
Terhadap perubahan ini, Kristin Diwan, seperti dilansir pada laman CNN Internasional menilai, perubahan ini sejalan dengan orientasi politik baru Saudi yang dilegitimasi oleh Keluarga Kerajaan yang menekankan pada perdamaian dan toleransi.
Namun peneliti kebijakan luar negeri Saudi dan hubungannya dengan Israel, Aziz Alghashian, menilai perubahan buku teks yang digunakan di sekolah-sekolah Saudi bukan merupakan transisi besar menuju penerimaan terhadap Israel.
Menurutnya ini hanya menunjukkan perubahan pemahaman baru yang lebih baik tentang Israel. Namun Aziz Alghashian juga mengakui bahwa telah terjadi normalisasi hubungan Israel-Saudi yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama atas dorongan Amerika Serikat.
Salah satu tanda normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi yang sangat jelas adalah Saudi membuka wilayah udaranya bagi maskapai Israel untuk yang pertama kali, meskipun Saudi dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan Palestina.
Meskipun demikian, Aziz Alghashian tetap yakin bahwa Saudi tidak akan rujuk dengan Israel jika tidak ada solusi nyata soal Palestina.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto: hidayatullah.com
Leave a Reply