Universalitas Hari Kasih Sayang vs Strategi Marketing

Budaya
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Saat itu Marcus Aurelius Valerius Claudius Agustus sedang butuh banyak pasukan perang. Kekaisaran Romawi yang dipimpinnya sedang berperang melawan Bangsa Alemanni di Utara dan Bangsa Goth di Barat.

Dalam masa kepemimpinannya yang singkat itu, 268 M hingga 270 M, bukan hanya banyak pasukan, Marcus Aurelius Valerius Claudius Agustus atau yang dikenal dengan nama Claudius II atau Cluadius Gothicus, juga butuh pasukan yang kuat.

Untuk membentuk pasukan kuat, Claudius Gothicus membutuhkan banyak pemuda Romawi yang loyal. Bersedia berperang atas nama kekaisaran Romawi. Bagi Claudius II tidak mudah mendapatkan pemuda-pemuda Romawi tangguh untuk berperang.

Baca Juga: Krisis Multidimensi Karena Covid-19, Ujian bagi Ketahanan Keluarga dan Sekolah Kita

Alasannya sederhana. Loyalitas mereka terhadap Romawi, terganggu oleh ikatan cinta entah kepada kekasih atau kepada istri mereka. Karenanya ia membuat aturan. Menjaga loyalitas para prajuritnya hanya untuk memenangkan perang. Claudius II melarang pernikahan.

Banyak pemuda tak senang. Mereka mendatangi serorang Imam Katolik di Terni, 70 mill jauhnya dari Roma. Valentinus namanya. Valentinus menolak dekrit larangan nikah selama peperangan oleh Claudius II. Claudius II tidak senang ditentang.

Valentinus ditangkap dan di penjara. Namun itu tak cukup. Valentinus dihukum mati, 24 Februari 269. Dua ratus tahun kemudian, Valentinus diangkat jadi “Orang Suci”menurut tradisi Gereka Katolik.

Dari penuturan lain, Santo Valentinus tidak mengalami kemartiran pada 24 Februari 269. Melainkan pada 14 Februari 269. Apakah ada 2 Valentinus dari Roma? Atau 2 versi cerita atas satu figur orang yang sama?

Baca Juga : Seorang Ayah di Garut Nekat Mencuri HP untuk Anaknya, Apa Tindakan Jaksa?

Yang jelas tanggal 14 Februari, oleh Paus Gelasius I (496 Masehi) ditetapkan secara resmi sebagai peringatan akan Santo Valentinus dalam tradisi Gereja Katolik

Apakah hanya sebuah kebetulan belaka bahwa hari kasih sayang dirayakan setiap tanggal 14 Februari yang populer dengan sebutan hari valentine dilatari kisah Santo Valentinus abad ke 3 lalu?

Konon, malam sebelum menjalani hukuman mati, Valentinus menulis sepucuk surat perpisahahan kepada seorang gadis yang mengalami mujizat dari Tuhan, ia sembuh dari kebutaan lewat perantaraan Valentinus. Diakhir surat tersebut ada tulisan “From your Valentine”.

Ditulis oleh nationalgeographic.grid.id (14/02/2019) bahwa berdasarkan Ensiklopedia Katolik, ada 3 Orang Suci dalam tradisi Katolik bernama Valentinus. Dua dari Roma. Satu dari Provinsi Roma di Afrika.

Baca Juga : Mendorong Lahirnya Undang-Undang Ketahanan Keluarga

Tentang perayaan hari kasih sayang, sementara kalangan menyangkut pautkan dengan Festival Lupercalia. Festival tradisi pagan Romawi Kuno, dimana para pemuda desa menyembeli kambing dan berlarian setengah telanjang di sepanjang  jalan pedesaan sambil melecuti tubuh dengan kulit kambing yang baru dikorbankan.

Para gadis yang menyaksikan festival ini meyakini bahwa mereka turut mendapat berkah berupa kesuburan dari tradisi Lupercalia. (kompas.com 14/02/2021). Tradisi ini banyak ditulis orang sebagai perayaan mencari pasangan dan kemudian ada seks bebas selama festival tersebut.

Strategi Marketing.

Ribuan tahun kemudian, tulis kompas, diawali oleh kisah tentang musim kawin burung oleh Geoffrey Chaucer dalam “Parlement of Foules”. Ia mengaitkan 14 Februari-nya Santo Valentine dengan musim dimana burung Inggris terbang berpasangan untuk menghasilkan telur pada bulan itu.

Parlement of Foules rupanya mengispirasi banyak orang. Duke of Orleans dari Prancis ketika sedang di penjara di London, memanggil “Valentine-nya yang sangat lembut ”kepada istrinya dalam surat-suratnya. Ophelia menyebut dirinya sebagai Valentine bagi Hamlet dalam kisah poluler Shakespeare.

Baca Juga: Mengejutkan, Membaca Data Pernikahan Anak Di Indonesia

Sejak saat itu anak-anak muda di Inggris mulai gemar menulis puisi-puisi cinta kepada kekasihnya. Konsep pernikahan di tengah bulan Febriuari mulai ngetrend dikalangan mereka sejak saat itu.

Gayung bersambut. Ribuan tahun setelahnya, toko-toko coklat memproduksi coklat-coklat manis, dengan kartu-kartu berisi puisi-puisi cinta yang dijual pada pertengahan Februari setiap tahun. Hari Kasih Sayang viral sejak saat itu, lebih oleh karena strategi marketing toko coklat.

Bagaimana dengan Valentine Day-mu hari ini?

Valentine Day bukan tentang hinggar-binggar pesta yang sengaja ditarik atas dasar Festival Lupercalia. Atau dikaitkan dengan pesta-pesta hedonis zaman romawi kuno.

Latar cerita Santo Valentinus bukan semata-mata mengenai fakta sejarah. Atau tentang sejarah Valentine Day. Valentine Day adalah gambaran akan cinta yang universal.  Ia adalah gambaran tentang pengorbanan, kesetiaan dan memaafkan. Kasih Sayang pada sesama manusia. Gambaran tentang cinta pada keluarga.

Baca Juga: Mengapa Perkawinan Anak Usia Dini adalah Bencana Nasional?

Jika Santo Valentinus menjalani hukuman mati atas latar peristiwa perang, maka hari ini satu-satunya cara untuk menghindari “perang” dalam skala apapun adalah dengan kasih sayang pada keluarga.

Seperti pesan Ibu Teresa dari Kalkuta “ Jika ingin dunia ini diliputi kedamaian dan diselubungi kasih sayang, pulanglah dan cintai keluargamu”. Sesuatu yang harus kita rayakan setiap saat.

Selamat Hari Kasih Sayang.

Disarikan dari banyak sumber / Foto dari hykurniawan.wordpress.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of