Bakal ada Pesaing Gojek dan Grab; Siapa saja Mereka?

Bisnis
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Saat ini, Gojek dan Grab berada di puncak mata rantai layanan transportasi online di Indonesia. Di ekosistem ini, Gojek dan Grab layaknya predator puncak yang memangsa habis para pesaingnya. Diantara mereka yang kalah dalam seleksi alam ride-hailing ini antara lain Uber, Call Jack, Ojekkoe, Topjek, OjekArgo,Takxi Motor, Ladyjek,Bangjek, Blujek dan Smartjek.

Grab dan Gojek adalah dua startup yang paling banyak disuntik investor. Investasi triliunan ini ternyata efektif mereka gunakan untuk menggaet dan menciptakan loyalitas pelanggan melalui subsidi tarif. Dengan dukungan modal yang besar, Garb dan Gojek begitu aktif membakar duit promosi dalam bentuk discon dan cash back.

Namun hal ini tidak membuat gentar beberapa aplikator transportasi online dalam maupun luar negeri  untuk meramaikan jalanan di Indonesia.

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pemerintah terbuka dengan adanya pemain baru. Dengan catatan para pemain baru ini harus mengikuti ketentuan terutama menyangkut keselamatan.

“Tapi memang catatan yang kita berikan mereka harus taat azas keselamatan, ketentuan yang sudah ditentukan mereka harus ikut,” kata Budi Karya, seperti yang dilansir detik.com (11/08/2019)

 Siapa saja para pesaing baru ini?

Pertama, Maxim. Aplikasi yang berasal dari Rusia ini hadir di Indonesia lewat PT Teknologi Perdana Indonesia. Kini telah beroprasi dibeberapa kota di Indonesia. Masyarakat di Yogyakarta, Lampung, Batam, Solo, Balikpapan, Pekanbaru, Bajarmasin telah menikmati layanan Maxim.

Selain memanjakan pelanggannya dengan diskon tarif dan sejumlah simpanan pada akun dompet Maxim pasa saat pelanggan mengunduh aplikasi mereka, Maxim juga menghadirkan beberapa fitur andalannya terhadap mitra pengemudinya. Maxim menggratiskan pendaftaran dan membebaskan pengemudi dari komisi dibeberapa bulan pertama oprasinya. Memberi penghasilan tambahan dari waktu tunggu mitra pengemudi saat menunggu pelanggan. Membebaskan mitranya memilih order. Bahkan memberi kesempatan kepada mitranya untuk mendaftarkan lebih dari satu kendaraan kedalam akun mereka.

Kedua, Bitcar. Berasal asal dari Malaysia, sama seperti Grab. Di Indonesia dikerjakan oleh PT Bitokenpay Digital Indonesia (Bitcar Indonesia), sejak April 2019. Skema karjasama Bitcar Indonesia dengan perusahaan Bitcar Malaysia adalah kerjasama dengan menggunakan merek mereka. “Kami bukan anak perusahaan, kami kerja sama,” Kata Christiansen Wagey, Chief Operational Officer (COO) Bitcar Indonesia, seperti yang kami kutip dari cnnindonesia.com (06/08/2019).

Keunggulan yang ditawarkan oleh Bitcar Indonesia adalah memberikan profit jangka panjang kepada mitra pengemudinya maupun masyarakat pelanggannya dengan system referral.

Untuk setiap mitra pengemudinya, Bitcar memberikan bagi hasil sebesar 85 % setiap trip, sedangkan 15 % sisanya untuk perusahaan. Selain itu mitra pengemudi juga akan mendapat komisi jika berhasil menggaet pengemudi baru. Komisi yang diterima oleh mitra yang merekrut mitra baru akan bertambah jika pengemudi rekrutannya memenuhi target trip sejumlah tertentu.

Sementara itu, selain potongan harga, dengan mengunduh aplikasi, pelanggan akan mendapatkan komisi 1 % dari tarif perjalanan setiap kali menggunakan aplikasi Bitcar. Jika pelanggan berhasil merekomendasikan orang lain untuk menggunakan Bitcar maka ia akan mendapatkan komisi juga. Komisi ini bakal diberikan setiap bulan kepada pelanggan melalui transfer bank.

Ketiga, FastGo. Perusahaan ride-hailing ini berasal dari Vietnam. Saat ini sudah beroprasi di Singapura. Rencananya baru akhir tahun ini bakal masuk ke Indonesia, Thailand dan Filipina. Jika Gojek dan Grab menawarkan tarif dinamis sesuai jam-jam sibuk maka FastGo hadir dengan skema tarif tetap pada jam berapapun.

Selain penyedia layanan import ini, beberapa startup anak negeri juga hadir meramaikan lalulintas Indonesia. Antara lain:

Keempat, Asia Trans. Hadir dengan nama lengkap PT Asia Trans Corporation sejak Agustus 2018. Saat ini, telah ada 185 ribu mitra pengemudi di seluruh Indonesia. (cnbcindonesia.com -15/05/2019)

Aplikasi ini menawarkan fitur yang cukup lengkap. Totalnya ada 18 fitur. Diantaranya Trans Jek, Trans Car, Trans Salon, Trans UKM, Trans Pick Up, bahkan Trans Massage. Selain itu untuk melindungi mitra pengemudi dan pelanggannya, Asia Trans memberi jaminan asuransi kecelakaan baik kepada pengemudi maupun kepada pelanggan.

Pemilik Asia Trans, Suhartoni Yonathan Salusu berharap agar aplikasi yang dikembangkannya bisa merambah sampai ke Asia. “Tidak muluk-muluk, diharapkan Asia Trans bisa meramaikan layanan transportasi online di tanah air, juga di Asia”, ujar pria asal Sulawesi Selatan ini, seperti yang dikutip dari jakartanews.com (30/01/2019).

Kelima, Bonceng. Perusahaan yang didirikan oleh Faiz Noufal ini mulai resmi beroprasi pada 10 November 2018 lalu. Kepada mitra pengemudinya Bonceng membebaskan mereka  dari segala beban biaya dan potongan. “Bonceng membebaskan segala potongan ataupun beban biaya transaksi kepada driver. Setiap Transaksi yang terjadi, 100 % milik driver”, kata Noufal, dalam beritasatu.com (10/11/2018)

Untuk melindungi pelanggannya Bonceng menyediakan panic button dengan ikon loceng yang bila ditekan pada saat bahaya, akan langsung terkoneksi dengan kantor polisi, ambulance, bahkan kontak kerabat terdekat.

Keenam, Anterin.id. Sejak diluncurkan pada Agustus dua tahun lalu, selain di Jabodetabek , Anterin telah merambah hingga 22 kota di  Indonesia, dengan 200 ribu mitra pengemudi.

Kekhasan yang membedakannya dengan yang lain adalah Anterin membiarkan konsumennya memilih bahkan menjadikan mitra pengmudi menjadi langganannya. Anterin tidak mengenakan komisi, tapi biaya langganan bulanan kepada mitra yang menggunakan aplikasinya.

Anterin juga tidak menyediakan tarif. “Pengemudi dapat mengatur sendiri nilai minimum dan maksimum sesuai dengan regulasi batas tarif atas dan bawah”, kata Imron Hamzah, Pendiri dan CEO Anterin kepada CNBC Indonesia. (cnbcindonesia.com-15/05/2019)

Selain enam aplikasi ini, ada juga Tron – PT Teknologi Rancah Olah Nusantara, transportasi online khusus angkutan kota (angkot). David Santoso, pendiri dan CEO menjelaskan bahwa Tron bisa mengubah pola oprasi angkot untuk tidak hanya sesuai jalur trayeknya. Selain memberi harga lebih murah kepada pelanggan skema ini juga lebih menguntungkan pengemudi yang trayeknya sepi penumpang. Tron sudah beroprasi di Kota Bekasi untuk trayek K11 Adan K 11 B. (cnbcindonesia.com-15/05/2019)

Kehadiran para pesaing ini tentu menjadi kabar baik bagi customer. Masuknya pesaing baru tentu membuat pilihan pelanggan menjadi lebih bervariasi. Ini juga memaksa penyedia layanan untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan untuk dapat tetap bertahan. (Foto: atmago.com)

Sebarkan Artikel Ini:

4
Leave a Reply

avatar
2 Discussion threads
2 Thread replies
1 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
3 Comment authors
digi-erskopongsiba tokanSipri Peren Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
Sipri Peren
Guest

Wah Eposdigi.com menyajikan informasi baru dengan gaya yg menarik. Informasinya bermanfaat. Trimakasih.

kopongsiba tokan
Guest
kopongsiba tokan

woowww,,saya baru tahu bahwa pesaingnya sebanyak ini,bahkan sampai 6/7 pesaing baru,semoga kedepannya Gojek sendiri lebih memperhatikan system keamanan akun penggunanya ,,karena selama ini banyak sekali keluhan dari pengguna jasa ini mengenanai system keamanan akunnya yang lemah,rentan dihack,,bahkan saya sendiri pernah mengalaminya…