Bagaimana Guru Matematika Singapura, Sukses Mengajar Mata Pelajaran Matematika?

Internasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Hasil asesmen terbaru Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022 yang baru dirilis oleh OECD, menempatkan Singapura pada peringkat teratas, dalam bidang Matematika, Sains dan membaca, setelah pada tahun 2018 menempati peringkat kedua setelah China.

Dari ketiga topik asesmen, pada topik Matematika, seorang siswa Singapura berusia 15 tahun bahkan meraih skor 575. Skor capaian ini  adalah capaian tertinggi dalam asesmen tersebut, melebihi rata-rata capaian  keseluruhan peserta dari 81 negara yakni hanya 472.

Dari tahun ke tahun, Singapura memang selalu bertengger pada peringkat bagus, dibandingkan peserta dari negara yang lain. Capaian ini tentu saja merupakan capaian dari sebuah proses pembelajaran tertentu. 

Seperti dilansir pada laman BBC, capaian ini bermula dari keyakinan Pemerintah Singapura tentang pentingnya peran mata pelajaran Matematika untuk membekali siswa Singapura agar mereka dapat berpikir logis dan analitis dalam menghadapi tantangan hidup mereka. 

Oleh karena itu, sejak sekolah dasar, siswa Singapura belajar berpikir logis dan analitis melalui pengembangan Matematika kritis melalui proses penalaran, proses komunikasi dan melalui prose pemodelan yang khas Singapura atau disebut Matematika Singapura.

Baca juga : 

Inisiatif Reformasi Pendidikan Singapura Sudah Mulai Menghasilkan Perubahan?

Model Matematika Singapura tersebut dikembangkan tahun 1980 oleh Kementrian Pendidikan Singapura untuk diimplementasikan dalam pengajaran Matematika di sekolah-sekolah negeri. Kini model ini sudah digunakan dalam pembelajaran Matematika hampir di seluruh dunia. 

Model Pendekatan Pembelajaran Matematika Singapura

Model pendekatan pembelajaran Matematika Singapura dibangun berdasarkan cara kerja Psikologi Belajar manusia seperti yang dikembangkan oleh ahli Psikologi belajar Jerome Bruner tahun 1960 di Amerika Serikat. 

Sebagai ilmu, pemahaman logika Matematika dibentuk oleh serangkaian konsep abstrak namun semua rangkaian konsep abstrak tersebut selalu berasal dari benda konkrit tertentu yang berasal dari alam kebendaan. 

Oleh karena itu, untuk memudahkan pemahaman  dan penguasaan konsep yang abstrak tersebut, proses belajar dapat dimulai dari hal yang konkrit, lalu ke abstrak untuk memudahkan penguasaan konsep yang abstrak tersebut. 

Model pendekatan pembelajaran Matematika Singapura menganut Psikologi Belajar manusia tersebut yakni pembelajaran harus selalu dimulai dari hal yang concrete, pictorial, abstract (CPA) dan penguasaan.  

Baca juga : 

Singapura Mengantisipasi Perubahan dengan Memasukkan Coding ke dalam Kurikulum Wajib di SD Mulai Tahun Ajaran 2020

Model CPA memperkenalkan konsep abstrak dengan cara yang konkrit. Setelah pemahaman konsep dasar ini dikuasai siswa melalui cara yang konkrit tersebut, pembelajaran baru dilanjutkan ke konsep yang lebih kompleks, seperti dijelaskan oleh Prof. Ariel Lindorff berikut. 

“Dalam pembelajaran Matematika Singapura, anak-anak selalu melakukan sesuatu yang konkrit terlebih dahulu. Mereka mungkin diberi kotak mainan untuk dihitung, Mereka dapat menggambar, atau diberi gambar, untuk membantu anak memahami, daripada sekedar angka,” kata Profesor Pendidikan di Universitas Oxford ini, seperti dilansir pada laman BBC. 

Oleh karena itu, guru Matematika Singapura selalu menggunakan alat peraga dalam proses belajar mengajar sehari-hari. Dengan alat peraga siswa lebih mudah memperoleh pemahaman. Sesudah menunjukkan pemahaman yang solid, barulah pembelajaran dilanjutkan ke tahap abstraksi. 

Faktor penunjang keberhasilan pembelajaran Matematika 

Keberhasilan penerapan pendekatan CPA di Singapura di antaranya ditandai dengan kemampuan guru menggunakan pendekatan individual untuk memastikan bahwa tidak ada siswa di kelas yang tertinggal dalam proses. 

Baca juga : 

Pria Bergelar Doktor Ini Menganggur untuk Membalas Dendam pada Orang Tuanya?

Misalnya dalam proses belajar, ada siswa yang pemahamannya lebih cepat dibandingkan siswa lain,  siswa yang sudah lebih dulu paham tersebut tidak diberi materi lain, melainkan diberi materi pengayaan agar pemahaman siswa tersebut lebih dalam. 

Guru pun selalu menekankan bahwa Matematika dapat dimengerti. Guru wajib memastikan semua siswa di kelasnya dapat menyelesaikan permasalahan  yang sama meskipun dengan cara yang berbeda, dengan kecepatan yang berbeda-beda pula.

Selain itu, di Singapura Matematika selalu diperkenalkan oleh sekolah sebagai mata pelajaran yang penting karena pelajaran Matematika menjadi salah satu sarana siswa belajar menyelesaikan masalah dalam hidup. Juga selalu ditekankan, untuk hidup yang lebih baik di masa depan, semua orang harus belajar Matematika.    

Selain itu, dalam wawancara dengan BBC, Prof. Ariel Lindorff menegaskan bahwa model pendekatan pembelajaran Matematika CPA sangat berhasil diterapkan di Singapura juga karena budaya pendidikan, konteks dan sejarah Singapura sendiri. 

Faktor lainnya yang juga menjadi penentu adalah kesejahteraan guru  yang sangat memadai. Lebih dari itu, dukungan dari birokrasi pendidikan yang sangat visioner, antisipatif  dan responsif menjadi faktor penting lainnya. 

Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com , kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto: detik.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of