Eposdigi.com – Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyusun buku teks utama Pendidikan Pancasila. Buku tersebut akan digunakan sebagai buku teks utama Pendidikan Pancasila.
Buku tersebut akan digunakan sebagai buku pegangan dalam Pendidikan Pancasila, yang berlaku untuk tingkat pendidikan formal mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Bahkan akan digunakan pula di jenjang pendidikan nonformal.
Nadiem Makarim dalam acara sosialisasi buku tersebut (21/8/2023) mengatakan, buku ini menjawab kebutuhan peserta didik dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, akan menjadi acuan dalam pembelajaran berbasis Proyek melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan acuan pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila.
Seperti diketahui, dalam Kurikulum Merdeka ada mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang 30 persen muatan kurikulumnya terdiri dari materi dan pengetahuan tentang Pancasila, dan 70 persennya berisi aktualisasi Pancasila melalui pembentukan sikap dan perilaku sehari-hari dan ditambah pembelajaran berbasis Proyek P5.
Baca juga :
Menurut Nadiem Makarim, dua pola pembelajaran Pancasila ini diperlukan karena efektivitas Pendidikan Pancasila tidak hanya diupayakan melalui pembelajaran secara teori, melainkan peserta didik harus mengalami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila.
“Pancasila bukan sekedar kata-kata yang menyemangati. Pancasila harus diterapkan setiap hari, dibudayakan dalam pekerjaan kita sehari-hari. Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita,” kata Nadiem Makarim.
Inisiatif Kemendikbudristek melengkapi Kurikulum Merdeka terkait upaya memahami dan mengamalkan Pancasila dengan buku teks utama Pendidikan Pancasila merupakan upaya yang patut diapresiasi dan disambut gembira.
Namun upaya tersebut tidak akan cukup membuat Pendidikan Pancasila menjadi efektif mencapai tujuan. Pendidikan Pancasila yang efektif di lembaga-lembaga pendidikan harus dilengkapi dengan keteladanan tokoh, mulai dari orang tua, guru, pemuka agama, pemimpin, politisi dan pelaku bisnis.
Baca juga :
Pintar Saja Tidak Cukup, Anak Perlu Memiliki Enam Karakter Ini Untuk Sukses
Ketika tokoh-tokoh telah menjadi teladan kebaikan, menjadi pengamal-pengamal nilai Pancasila yang konsisten, pembelajaran Pendidikan Pancasila akan menjadi efektif. Karena pendidikan nilai memang memerlukan metodologi, namun efektivitasnya ditentukan oleh keteladanan tokoh masyarakat.
Bahkan tidak ada praktik pendidikan moral secara formal sekalipun, jika para tokoh mempraktikkan nilai-nilai Pancasila secara konsisten, pewarisan nilai-nilai Pancasila akan lebih dijamin efektivitasnya. Maka, selain upaya yang dilakukan oleh BPIP dan Kemendikbudristek, yang lebih diperlukan sekarang adalah gerakan mengupayakan pertobatan dari praktik pelanggaran nilai-nilai Pancasila.
Selama korupsi, pelecehan terhadap martabat manusia, pelanggaran terhadap hak kaum minoritas, kebohongan publik, praktik bisnis tanpa nilai, praktik politik yang hanya mengedepankan kepentigan sempit masih merajalela, maka Pendidikan Pancasila hanya akan menghasilkan kesia-siaan.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com /Foto: kompas.com
Leave a Reply