Kafe Eputobi di Tanjung Cinta dan Ide Tentang Pariwisata

Bisnis
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Sudah lebih dari setahun, media ini menulis tentang Kafe Eputobi di Tanjung Cinta, terletak di KM 29 Jalan Trans Maumere – Larantuka. Adalah Rafael Wadang Kumanireng, pria 41 tahun, adalah ide di balik kafe itu.

Kafe ini pasti mudah ditemukan oleh siapa saja melintas Jalan Trans Maumere-Larantuka. Letaknya tepat dipinggir jalan, dipadu dengan latar bentang alam yang menggoda memancing siapa saja untuk melirik. Hati-hati! Ketika Anda melirik, ibarat magnet, rasa penasaran akan memancing anda untuk singgah.

Persisi di pinggir  tebing, menghadap laut. Justru ini lah letak uniknya. Mata dimanjakan oleh bentang laut dan Pulau Konga yang berada tepat di depannya.  Biru laut dan  hijau pepohonan adalah paduan alam maharkarya tak tertandingi indahnya.

Hari ini, 19/12/2020, saya berkesempatan untuk mampir. Dalam perjalanan pulang mudik ke Adonara bersama keluarga, kami memang berencana untuk singgah.

Setelah dimuat di media ini setahun lalu, ada semacam rasa penasaran dan niat, jika berkesempatan pulang mudik, kafe ini akan menjadi salah satu destinasi yang wajib kami singgahi.

Setelah parkir dan mengabadikan momen tak tertandingi ini dalam beberapa rekam gambar, saya menghampiri Rafael Wadang Kumanireng, pemilik kafe dan memperkenalkan diri.

Ngobrol santai bersama Rafael Wadang Kumanireng – Pemilik Kafe Eputobi

Sambutannya yang begitu hangat membuat kami semakin betah berlama-lama menikmati pemandangan sambil duduk di Kafe Eputobi.

Obrolan semakin seru, apalagi ketika Rafael menceritakan tentang homestay yang sedang dibangunnya dilokasi yang sama.

Ia membawaku kesebelah kanan kafe. Homestay yang sedang dibangun memiliki konsep yang sangat unik. Bangunan berbentuk segi tiga, sedang dalam tahap pembangunan dibangun dengan menggunakan bahan lokal berupa bambu.

“Bambu membuat biaya dan tenaga lebih murah karena bambu saya ambil langsung dari kebun”,  terang Rafael.

Dari pinggir jalan kami menuruni beberapa anak tangga. Begitu menuruni anak tangga ada dihadapannku ada pemandangan yang memancing semakin penasaran. Bangunan itu didominasi oleh bambou. Terbagi dalam dua level lantai. Yang atas berbentuk kerucut.

Saat masuk ke lantai bawa, ruang pertama yang dijumpai adalah toilet. Kamar tidur di ruang kedua menghadap ke laut. Di teras depan, dihamparkan pasir-pasir sisa kerang.

Ketika berdiri di teras bangunan homestay tersebut, serasa seperti di pinggir pantai, hanya karena kaki menginjak hamparan pasir di teras homesty.

Memandu kami dalam tur kecil itu, Rafael Wadang Kumanireng pun mengungkapkan rencananya kedepan. Ia berencana untuk membangun lagi beberapa homestay tidak jauh dari homestay yang sedang dibangunya.

“Didepan sana akan dibangun lagi beberapa homestay, hingga ke bibir pantai. Nanti di pantai akan dibangun wisata edukasi,  pusat budidaya penyu” jelas Rafael Wadang Kumanireng.

Ketika tur kecil kami itu selesai, di tempat parkir kafe sedang berfoto segerombolan anak muda dari doctorSHARE yang baru pulang dari tugas social menanggulangi bencana letusan gunung api Ile Lewotolok di Lembata.

Rafael dengan antusias melayani pesanan rombongan tersebut. Ada yang memesan kopi, ada pula yang minum kelapa muda.

Berawal dari ide, yang mendorong Rafael Wadang Kumanireng ‘melahirkan’ Kafe Eputobi. Maka sudah sepatutnya masyarakat lokal mulai belajar dari Rafael Wadang Kumanireng.

Mengidentifikasi potensi ekonomi disekitarnya. Tidak hanya bidang pariwisata, pun semua entitas ekonomi produktif yang bisa digalakan. Dan kemudian dari hasil identifikasi tersebut harus bisa menghadirkan usaha-usaha produktif.

Tidak hanya keramahannya dalam menemani tur kecil kami, Rafael Wadang Kumanireng pun menghadihi kami dengan kopi lokal dan teh manis. Tentu keramahan ini tidak boleh kami terima secara gratis.

Bukan tidak menghargai kebaikan hati, namun untuk sebuah usaha yang berangkat dari Ide, tentu tidak layak jika dimanfaatkan kemudian diambil gratis.

Serius! Bagi siapa saja yang melintasi Jalan Trans Maumere  – Larantuka, tepat di KM 29, siggahlah Tanjung Cinta –  Kafe Eputobi.

Foto: Rafael Wadang Kumanireng (ke 3 dari kiri) bersama rombongan relawan dokterSHARE di Kafe Eputobi

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of