Eposdigi.com – Jusuf Kalla (JK), mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, baru saja berkunjung ke Afganistan pada Minggu (2/6/2024) atas undangan Pemerintah Taliban dan baru kembali ke Jakarta, Rabu (5/6/2024) kemarin. Ini adalah kunjungan yang pertama setelah pimpinan pemerintahan diambil alih oleh Taliban.
Selama di Afghanistan JK bertemu dengan elite pemerintahan sekaligus elite Taliban, mulai dari Wakil Perdana menteri II, Mullah Abdul Salam Hanafi, Menteri Luar Negeri Afganistan Mawlawi Amir Khan Muttaqi, Menteri Pertahanan, Mullah Muhammad Yakub Mujahid, Menteri Pendidikan Mullah Habibulah Agha dan Presiden Kadin Afghanistan Mr. Moomand.
Selain membicarakan potensi bisnis, peluang investasi dan kerja sama ekonomi internasional, juga dibicarakan isu pendidikan terutama tentang kesetaraan gender yakni masalah perempuan dalam pendidikan di Afghanistan.
Baca juga :
Taliban Tidak Mengijinkan Murid dan Guru Perempuan Kembali ke Sekolah?
Dalam pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri II dan Menteri Luar Negeri Afghanistan, JK membahas isu pentingnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di sektor pendidikan. Pada kesempatan tersebut JK menyatakan siap menjadi perantara agar Indonesia memberikan bantuan untuk mewujudkan kesetaraan tersebut.
JK menyebutkan salah satu peluang yang bisa dijajaki adalah memberikan beasiswa kepada perempuan Afghanistan untuk menempuh pendidikan di Indonesia. Tentang kesetaraan dalam pendidikan JK optimis dapat terwujud karena dalam Undang-Undang Dasar Afghanistan, kesetaraan antara Laki-laki dan Perempuan sudah diperbolehkan.
Dalam wawancara dengan Kompas.id, JK menyatakan, di sektor pendidikan memang agak dibatasi antara laki-laki dan perempuan. Namun dari pembicaraan dengan Wakil Perdana Menteri, dan Menteri Luar Negeri, mereka setuju bahwa, perlu ada kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam pendidikan dan bertahap akan melakukan perubahan,
Baca juga :
Tokoh Taliban; Tidak Ada Pembatasan Pendidikan Bagi Kaum Perempuan Dalam Islam
Kata JK, di Afghanistan pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat terbelakang, sehingga mereka perlu dibantu untuk bangkit kembali. Menurut JK, dalam jangka pendek, Afghanistan harus memperbaiki kurikulumnya. Ahli pendidikan dari Indonesia bisa memberikan bantuan, terutama menggabungkan agama, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam pertemuan JK dengan Menteri Pendidikan Afghanistan Habibullah Agha, juga dibicarakan kendala pendidikan perempuan. Oleh karena itu, kata JK, Afghanistan menyatakan ingin belajar dari Indonesia. Ahli-ahli dari Indonesia bisa diundang. Guru-guru Afghanistan dapat datang untuk melihat suasana pendidikan di Indonesia.
Dalam pertemuan dengan Menteri Pendidikan tersebut, kata JK, Habibulla Agha menyampaikan harapan agar negara-negara Islam atau negara yang berpenduduk mayoritas muslim seperti Indonesia bersedia membantu Afghanistan dalam mengatasi berbagai masalah di bidang pendidikan.
Tulisan ini sebelumnya tayangan di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto: tribunnews.com
Leave a Reply