Eposdigi.com – Salah satu praktik pendidikan yang rumit di sekolah, terutama Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah praktik penjurusan. Apalagi pada saat sekarang, di mana lulusan SMA dapat memilih program studi lintas disiplin di universitas.
Sekarang anak-anak SMA terutama dari disiplin ilmu sosial dapat memilih program studi dari disiplin ilmu eksak. Ini hanya bermanfaat jika pemilihan jurusan di SMA tidak hanya fleksibel melainkan juga kompatibel dengan pilihan jurusan di universitas.
Artinya pada saat memilih jurusan di SMA, para murid SMA sudah harus memiliki wawasan tentang arah minat mereka juga program studi di universitas, bahkan sudah memiliki gambaran tentang karier pasca studi lanjut di universitas.
Oleh karena itu, sejak dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), harusnya sudah dilakukan bimbingan yang intensif terhadap murid SMP, agar para murid melakukan proses eksplorasi minat pribadi, mengenal gambaran penjurusan di SMA, mengenal program studi di universitas.
Baca juga :
Di banyak negara maju, proses eksplorasi minat, jurusan di SMA, program studi di universitas sudah dilakukan. Di Finlandia misalnya, program magang di dunia kerja secara bertahap, sudah mulai dilakukan di SMP, karena lulusan SMP diharapkan sudah memiliki gambaran tentang karier pasca studi di universitas.
Selain eksplorasi karier di Finlandia, lulusan SMP juga diharapkan sudah melakukan eksplorasi minat hingga sudah memiliki gambaran tentang minat mereka. Karena pengetahuan tentang minat dan karier pasca studi di universitas akan mereka perlukan untuk menentukan jurusan di SMA.
Jadi di Finlandia, proses yang dijalani oleh seorang murid di level pendidikan sebelumnya kompatibel dan relevan, dengan proses yang akan dijalani di level pendidikan berikutnya. Semua proses tersebut tidak hanya melibatkan guru di sekolah tetapi yang utama, melibatkan orang tua.
Di Indonesia, praktik pendampingan ke arah pengenalan minat, pengenalan jurusan di SMA, pengenalan program studi, pengenalan karier pasca studi di universitas belum digarap dengan baik. sehingga, banyak lulusan SMA tidak memiliki gambaran tentang program studi di universitas, apalagi karier pasca studi dari universitas.
Oleh karena itu, banyak lulusan SMA salah memilih jurusan di universitas, entah karena tidak sesuai dengan minat ataupun karena ketidak-sesuaian antara gambaran jurusan dengan kenyataan proses belajar mengajar yang mereka alami setelah kuliah.
Baca juga :
Pria Bergelar Doktor Ini Menganggur untuk Membalas Dendam pada Orang Tuanya?
Di samping itu, dalam praktik pendampingan orang tua terkait minat dan karier, juga terdapat banyak catatan yang perlu diperbaiki. Misalnya banyak orang tua tidak berperan sebagai fasilitator dalam proses tersebut. Banyak orang tua mendiktekan kemauan mereka untuk dilakukan oleh anak. Banyak orang tua merasa tahu apa yang terbaik untuk anak.
Banyak orang tua memaksakan pilihan mereka kepada anak dan tidak memberi toleransi pada pilihan anak. Anak kemudian terpaksa mengikuti kemauan orang tua namun dalam proses belajar, anak dan orang tua sama-sama stress karena pilihan yang dipaksakan.
Menurut hemat saya, problem-problem ini harus segera ditangani. Karena ini menentukan kebahagian hidup anak dan kesuksesan karier anak di masa depan. Oleh karena itu, bimbingan karier di sekolah, minimal sejak SMP hendaknya menjadi prioritas untuk dibenahi.
Real kurikulum termasuk program sekolah di level bawah harus kompatibel dan berkesinambungan dengan sekolah di level di atasnya, agar lulusannya siap menjalani real kurikulum termasuk program di level di atasnya. Tanpa memperhatikan kesinambungan, pendidikan di level sebelumnya tidak berguna dan mubazir.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto: leapsurabaya.sch.id
Leave a Reply