Catatan Kritis Anies Baswedan dan Prabowo Subianto Terhadap Praktik Pengelolaan Pendidikan Era Jokowi

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Dua tokoh bakal calon presiden, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, hadir dalam acara puncak Belajarraya di Pasar Baru Jakarta Pusat (29/7). Pada kesempatan tersebut, dua tokoh ini memberi catatan kritis terhadap program Pemerintah Jokowi di bidang pendidikan.

Menurut Anies, di bidang pendidikan Program Presiden Jokowi kurang melibatkan peran serta masyarakat. Anies menyinggung Indonesia mengajar yang ia gagas. Kata Anies, ketika itu, mereka secara eksplisit mendorong Program Indonesia Mengajar sebagai gerakan.

Ia juga menyinggung Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Dalam program pemberantasan buta huruf ketika Indonesia baru merdeka, Soekarno meminta bantuan masyarakat untuk bersama-sama memberantas buta huruf.

Soekarno mengatakan, “Bantu kami untuk berantas buta huruf,” kata Anies. Kata pertama yang digunakan Soekarno adalah “bantu”. Soekarno mengajak masyarakat untuk membantu pemerintah dalam pemberantasan buta huruf.

Baca juga :

Jokowi, Terhormat atau Kehormatan (Memahami Penolakan Jokowi atas gelar Doktor Honoris Causa)

“Kata pertamanya bantu. Sedangkan negara hari ini bilang; “Anda diam saja. Kami yang kerjakan semuanya. Anda bayar pajak, anda nyoblos pemilu, tetapi tidak harus terlibat,” kata Anies seperti dilansir pada laman liputan6.com.

Menurut Anies, yang seperti ini harus diubah. Pemerintah harusnya mengajak masyarakat terlibat dan kemudian memunculkan gerakan untuk pendidikan. Ruang bagi munculnya gerakan di masyarakat harus dibuka oleh pemerintah.

Pada sesi berikutnya tampil, calon Presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo meyakini, pendidikan adalah kunci bagi kemajuan bangsa. Untuk kemajuan tersebut, pemerintah harus berinvestasi di bidang pendidikan.

Prabowo meyakini, pendidikan di era Presiden Jokowi belum sempurna. Ia menilai, masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Salah satunya adalah peningkatan mutu para guru.

Baca juga : 

Nurdin Halid Bakal Dapat Gelar Profesor dari Universitas Negeri Makasar, Padahal Profesor Bukan Gelar Akademik

“Saya kira kita harus investasi di bidang pendidikan, kita harus perbaiki, kita harus bantu guru-guru untuk jadi lebih hebat,” kata Prabowo dalam acara tersebut.

Oleh karena itu kata Prabowo, pemerintah pada saat yang akan datang harus terus mencari cara untuk memperbaiki kekurangan pada pemerintahan Jokowi, dengan terus menjaga keseimbangan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu Prabowo juga menegaskan, sangat diperlukan peningkatan mutu kesehatan anak bangsa yang berkorelasi dengan penanganan kesehatan ibu hamil, perbaikan gizi ibu hamil, asupan makanan bergizi pada anak-anak.

Menurut Prabowo, perbaikan gizi ibu hamil dan anak sangat diperlukan selain untuk mencegah stunting pada anak, juga agar anak bangsa tumbuh menjadi anak yang cerdas dan kuat. Mereka adalah masa depan bangsa. 

Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto: rmol.id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of