Eposdigi.com – Beberapa waktu lalu, saat mau mengambil uang tunai untuk berbagai keperluan di rumah, setibanya di mesin ATM, kami baru sadar bahwa ternyata kartu ATM-nya ketinggalan.
Jika hal ini terjadi beberapa tahun lalu, mau tidak mau harus berbalik arah mengambil kartu. Sekarang tidak lagi. Kartu ATM tidak lagi diperlukan untuk mengambil uang tunai dari mesin ATM.
Di salah satu bank yang kami gunakan sudah ada fasilitas pengambilan uang tunai dari mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tanpa kartu.
Cukup meminta digital PIN melalui aplikasi internet bank yang bersangkutan untuk dijadikan kode unik bertransaksi. Sekarang tanpa kartu kami bisa ambil uang dari mesin ATM.
Kesempatan lain, saat belanja kebutuhan bulanan di Pasar Moderen Intermoda BSD di daerah Cisauk, lagi-lagi kartu ATMnya ketinggalan. Padahal karena judulnya belanja bulanan maka list daftar belanjaannya panjang.
Namun ternyata di semua penjual, mulai dari daging, penjual ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar, penjual sayur dan berbagai kebutuhan dapur lainnya sudah melengkapi diri dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Ketinggalan kartu ATM, tidak lagi jadi masalah karena tinggal scan QRIS. Bahkan untuk transaksi menggunakan QRIS tanpa biaya tambahan. Barangkali karena fasilitas yang tersediah masih satu bank.
Kontan.co.id (20/01/2022) yang mengutip Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyebutkan bahwa sepanjang tahun 2021 transaksi digital banking mencapai Rp39.841,4 triliun. Di tahun 2022 ini, BI memprediksi transaksi digital banking akan naik menjadi Rp49.733,8 triliun.
Laporan terbaru Bank Sentral Indonesia (BI) dalam tajuk Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2022 (bi.go.id, 11/02/2022), menyebutkan bahwa nilai transaksi uang elektronik pada Januari 2022 tumbuh sebesar 66.65 % dibandingkan periode yang sama tahul lalu (yoy).
Baca Juga: Apa saja Uang Elektronik yang berlaku di Indonesia?
Dalam angka rupiah, nilai prosentase ini setara dengan Rp34,6 triliun. Pun demikian dengan transaksi digital banking. Terjadi penuingkatan sebesar 62.82% (yoy) menjadi sebesar Rp4.314.3 triliun.
Laporan yang sama juga menyebutkan bahwa transaksi dengan menggunakan QRIS terus meningkat. Secara volume transaksi tumbuh sebesar 326 % (yoy) sementara dari sisi nilai transaksi mengalami peningkatan hingga 290% (yoy).
Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berlanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta kecepatan akselerasi bank digital.
Apalagi kedepan, masih menurut laporan yang sama, Bank Indonesia sedang menjajaki uji coba QRIS antar negara dengan Thailand dan Malaysia, serta perluasan kerjasama QRIS dengan negara lain di kawasan.
Sementara di dalam negeri, BI terus memperkuat sinergisitas dengan Kementerian dan Lembaga dalam rangka mempercepat dan memperluas digitalisasi daerah.
Sejak Maret 2021, lewat Kepres No 3 Tahun 2021, digitalisasi daerah didoring penuh dengan dibentuknya Satuan Tugas (Satgas) Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD).
P2DD sendiri diharapkan dapat segera mendorong implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintahan Daerah (ETPD). Ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi transaksi keuangan di daerah dan integrasi sistem pengelolaan keuangan daerah.
Baca Juga: Mempersiapkan Generasi Bijak Digital
Saya membayangkan jika semua transaksi keuangan daerah menggunakan transaksi digital maka jejak digital dari setiap transaksi itu akan dengan sangat mudah dapat ditelusuri. Jika ada indikasi korupsi maka penelusurannya menjadi lebih mudah.
Kembali ke laptop. Beralihnya transaksi dari sebelumnya menggunakan uang tunai, ke penggunaan uang digital selain mempermudah banyak urusan namun juga harus diikuti kewaspadaan untuk selalu menjaga dompet digital kita masing-masing.
Tidak ada yang berbeda dari segi keamanan. Meyimpan uang tunai dalam dompet di saku Anda, dan menyimpan uang digital dalam dompet digital di HP sama-sama berisiko dicopet.
Para pencopet ini, tentu tidak lagi mencopet identitas data kartu ATM (carding) atau memasang alat sadap pada mesin ATM atau EDC untuk mencuri data dan PIN (skimming), menghipnotis saat di mesin ATM atau kejahatan lainnya yang berhubungan dengan kartu ATM.
Namun para penjahat cyber ini bisa memancing Anda untuk memberikan data-data pribadi (phising) yang nantinya mereka gunakan untuk menjebol dompet digital Anda.
Para pencopet ini memancing nada dengan mengirim email umpan, yang jika Anda terpancing maka data-data berupa pasword dan PIN dompet digital Anda bisa berlih tangan.
Trik sederhananya adalah, jangan mencatat dan menyimpan pasword atau PIN dompet digital Anda di HP. Jika HP nada di copet, hilang, setidaknya uang leketronik Anda di HP aman.
Gunakan pasword atau PIN yang berbeda untuk setiap uang digital yang anda miliki. Jika satu dijebol, setidaknya yang lainnya masih terselamatkan.
Bila perlu, pilih dompet digital yang melengkapi transaksi dengan kode OTP. Daftarkan nomor yang berbeda dengan nomor HP dimana Anda menyimpan dompet digital tersebut, untuk menerima kode OTP. Tidak praktis, memang. Tapi aman.
Foto : idntimes.com
Leave a Reply