“…harus bisa mendekatkan anak pada dunianya.”
Eposdigi.com – Tulisan in merupakan lanjutan dari kemarin. Selain apa yang sudah diuraikan kemarin, kebutuhan anak usia emas; tidak hanya dalam 1000 hari pertama kehidupan namun hingga berusia 5 tahun harus mendapat perhatian serius dari orang tuanya.
Kebutuhan anak dalam 5 tahun pertama tentu bukan hanya sebatas MPASI. Pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan otak sedang optimal.
Bahwa makanan dengan gizi seimbang tentu baik dibutuhkan namun untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak memerlukan semua indranya untuk tumbuh optimal.
Baca Juga: Posyandu: Potensi Dahsyat Mendorong Perubahan di Desa
Anak belajar dari lingkungannya melalui suara, sentuhan, pengecap, penglihatan, penciuman. Sekaligus mengenal lingkungan sosial yang dimulai dari rumah.
Untuk mencukupi semua kebutuhan tumbuh kembang optimal ini, Posyandu bisa didorong untuk mengambil peran penting, selain dari urusan kesehatan.
Posyandu harus bisa diseting sebagai ruang belajar anak. Ruang belajar yang memungkinkan ke-lima indra dapat optimal berkembang. Termasuk perkembangan motorik dan pengenalan lingkungan sosial anak.
Posyandu bukan lagi hanya sekedar sebuah tempat pelayanan kesehatan dasar, posyandu yang juga diberi mandat untuk mendorong pendidikan anak usia dini (PAUD) harus mengambil peran lebih luas.
Baca Juga: Flores Timur Setelah Pilkades Serentak
Posyandu secara holistik mulai dari kurikulum, hingga seting ruang dan waktu belajar, termasuk didalammnya membekali orang tua agar bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak pada era yang berubah sedemikian pesat ini.
Karena asas Posyandu adalah dari, oleh dan melibatkan masyarakat secara luas maka pada saat anak berusia 5 hingga 10 tahun kebutuhannya akan tubuh kembang optimal pasti berbeda dengan anak balita.
Satu hal yang banyak dikeluhkan oleh para orang tua dewasa ini adalah melekatnya anak dengan berbagai gadget. Karena itu pada usia ini orang tua harus benar-benar care dan menaruh perhatian besar akan hal ini.
Posyandu bisa diupayakan sebagai sarana untuk mendorong kegemaran membaca pada anak-anak usia ini. Mengadopsi komunitas-komunitas baca, posyandu bisa mengcopy-paste berbagai kegiatan mereka dan menjadikannya kegiatan posyandu.
Yang paling penting adalah kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh posyandu harus bisa mendekatkan anak pada dunianya. Dunia anak adalah dunia bermain.
Baca Juga: Mengapa “Komunitas Baca Masdewa” Harus Dimiliki Oleh Semua Desa di Flores Timur?
Maka tantangan posyandu adalah bagaimanan mengemas berbagai macam program itu dalam format yang menyenangkan. Anak secara tidak langsung belajar dan mendapat sesuatu yang berbeda dari permainan-permainan yang menyenangkan.
Pada kelompok usia ini, peran orang tua sangat dibutuhkan sebagai teman bermain sekaligus panutan anak. Karenanya posyandu untuk kelompok usia ini sedapat mungkin melibatkan orang tua.
Terutama bagaimana membangun kebiasaan baru pada anak usia ini. Misalnya kebiasaan melepaskan gawai dan mengambil buku. Jangan sampai orang tua melarang anak tidak bermain HP sementara matanya terus melekat pada HP ditangannya.
Melibatkan para orang tua pada kegiatan posyandu untuk anak usia 5 – 10 tahun agar anak tercukupi kebutuhan emosionalnya akan kedekatan dan dukungan dari orang tua untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.
Baca Juga: Orang Tua Penyebab Anak Kecanduan Gawai
Sementara orang tua juga membutuhkan dukungan untuk terus mengupayakan pemenuhan berbagai kebutuhan konsumsi anak sesuai dengan usia perkembangan mereka.
Anak-anak dapat mengerjakan tugas dari sekolah secara bersama-sama sebagai bagian dari melatih kerjasama dan saling percaya dengan orang lain.
Pada usia ini peran posyandu menjadi sangat penting karena anak-anak mulai belajar konsep diri. Bagaimana menjalankan peran sosial sesuai jenis kelamin, belajar mengenai kesehatan peribadi, mengembangkan suara hati, konsep moral dan nilai-nilai kehidupan.
Selain itu bagaimana bagaimana mendorong agar anak bisa mandiri, anak juga belajar bagaimana mengembangkan kecakapan pribadi untuk menolong dirinya sendiri.
Pertanyaannya: kenapa semua hal ini harus membutuhkan posyandu agar terselenggara? Bukankah berbagai kebiasaan baik ini bisa didorong untuk dilakukan di rumah-rumah?
Saya percaya bahwa sebuah kebiasaan baik dapat lebih efektif dibangun dan lebih terjaga dalam waktu yang lama apabila melibatkan lebih banyak orang dan menjadi gerakan bersama. Bersambung…
Foto: tempo.co
Leave a Reply